Jumat, 18 Oktober 2013

Arti Sebuah Euforia


Seandainya Allah berkehendak memberikan kemenangan terus-menerus kepada para pembelaNya, niscaya hal tersebut sangat mudah bagiNya. Di antara silih bergantinya kejayaan, jatuh bangunnya berbagai peradaban, Kemenangan dan kekalahan sesungguhnya dipergilirkan olehNya, untuk menguji siapa hamba yang terbaik amalnya.

Adakalanya perjalanan ini berada dalam kondisi terseok tertatih di antara ketidakadilan dan kepedihan yang menimpa, berada dalam ketidakberdayaan namun sesungguhnya perjalanan sedang menyongsong sebuah fajar kemenangan.

Adakalanya perjalanan ini berada di atas puncak kemegahan sebuah peradaban, namun dengan fasilitas yang dimilikinya tak kuasa menahan runtuhnya sejengkal demi sejengkal kejayaan peradaban yang terus memudar. Meski memiliki kebesaran masa lalunya yang gemilang, namun perjalanan telah terjebak dalam situasi dipaksa menyaksikan runtuhnya kejayaan itu tanpa bisa berbuat sesuatu pun untuk mencegahnya.

Di antara suka duka perjalanan ini, kadang kala lawan memberi sedikit umpan, berupa pencapaian kecil yang menimbulkan hasrat untuk beristirahat, rasa ingin sejenak melepas kepenatan yang telah sekian lama dirasakan, terlena oleh sedikit kenikmatan yang dirasakan, hingga kewaspadaan memudar, sementara perlombaan ini masih berlangsung dengan sengit, dan terlupa sesungguhnya masih harus berpacu untuk mencapai tujuan yang yang sebenarnya. Membuat tujuan yang akan dicapai terlihat dekat di hadapan, namun sebenarnya jalan yang mesti ditempuh masih harus memutar dan berliku.

Di antara suka duka perjalanan ini, kadang kala terjatuh dan terperosok, namun perih, keluh kesah dan penyesalannya sirna ketika kejatuhan itu mengantarkan untuk mendapatkan jalan lain yang lebih mudah.

Dan kemenangan sempurna din ini tidaklah bertolak dari kebesaran Bani Umayyah, tidak pula dari kemegahan Bani Abasiyyah, juga tidak bertolak dari kekuatan imperium Utsmani, namun kemenangan sempurna din ini menjadi lebih heroik ketika bertolak dari sebuah ketidakberdayaan, benar-benar menunjukkan kuasaNya.

Ketika bumi yang dipijak kian terasa sempit, kondisi terasing dan terkucil kian dirasakan, fitnah dan ketidakadilan begitu mudahnya menimpa, merupakan pertanda bahwa apa yang dijanjikan telah semakin dekat.

Semoga rasa sakit oleh ketidakadilan ini semakin menumbuhkan rasa kesetiakawanan, dalam kondisi terkepung dan terpojok ini tumbuh rasa tawakal dan kepasrahan kepadaNya, dan dari rasa ketidakberdayaan ini kian mengikis kesombongan diri ini, hingga tiada yang bisa diperbuat untuk memohon pertolongan kecuali dengan sabar dan shalat.

Ya Allah, semoga tipu daya dan kedzaliman yang menimpa kami menjadi tambahan pertolongan bagi kami dan mendekatkan kepada kemenangan sebagaimana yang Engkau janjikan dan senantiasa menjadi kabar gembira di antara duka lara kami, tegaknya din ini di semua tempat yang ada timur dan baratnya.

Ya Allah, semoga sisi kebaikan kami yang tak seberapa ini, mengundang rahmatMu yang tiada tara untuk memberi sebaik-baik pertolongan bagi kami, serta menjadi penutup kekurangan dan kelemahan kami. (dakwatuna)

Tidak ada komentar: