Untuk kesekian kalinya nama Imam Asy Syahid Al Buthi disebut
di Radio MTA, tepatnya siaran ulang Jihad Pagi Majelis Tafsir Al Qur’an tanggal
1 September 2013 dengan nara sumber dr. Joserizal Jurnalis Presidium MER-C. Kalau
tidak salah, Imam Asy Syahid Al Buthi adalah seorang ulama dari Suriah yang
terkenal dengan kitabnya yang berjudul Syafi’i Bukanlah Sebuah Madzhab Tetapi
Suaminya Bu Wulan Guru TK (mohon kalau salah dikoreksi ya).
Video ceramah tersebut diberi judul Pergolakan di Timur
Tengah dan dapat diunduh di www.youtube.com/watch?v=rodgcsxuPHE.
Mengenai apa yang disebut oleh dr. Joserizal sebagai Arab Winter (mungkin
istilah ini kurang tepat, lebih tepatnya Arab Summer kali). Tapi kalau menyimak
uraian secara keseluruhan serta momennya, ceramah dr. Joserizal sepertinya
spesifik ke masalah kudeta Mesir disamping Suriah. Apakah dr. Joserizal
Jurnalis sedang melakukan Road Show propaganda mendukung kudeta Mesir yang
memang sedang musimnya, tentu saja tidak (maksudnya tidak ngaku). Memang tumben
MTA peduli amat pada masalah kudeta
Mesir ini, sejak jaman Bahula MTA bukan spesialisnya mengurusi isu-isu
beginian.
dr. Joserizal memuji bahwa Mesir, Libya dan Suriah adalah
negara dengan kekuatan militer sangat kuat, tapi mungkin beliau lupa
menyebutkan bahwa kekuatan militer Mesir yang sangat ‘kuat’ itu juga ditopang
oleh bantuan puluhan milyar dollar dari Amerika Serikat tiap tahunnya. Kemudian
dr. Joserizal juga memberikan pujian kepada negara-negara tersebut mengenai
sikapnya terhadap Israel yang ‘jelas’. Pujian dr. Joserizal memang betul
sekali, sikap penguasa Mesir terhadap Israel memang sangat ‘jelas’, apalagi
pada masa kekuasaan Hosni Mubarak. Kalau sikap Basyar Asad terhadap Israel juga
‘jelas’, belum pernah menembakkan sebutir peluru pun ke Israel.
Namun pesan yang paling bermakna yang disampaikan dr.
Joiserizal adalah agar kita tidak menari di atas genderang yang ditabuh orang
lain. Coba bayangkan, seandainya Zionis mempunyai gawe dengan membuat kerusuhan
di Ambon, kaum muslimin di sana banyak yang menjadi korban dan sangat
membutuhkan pertolongan. Kemudian dr. Joserizal tidak sudi datang ke Ambon
sehingga kaum Muslimin terheran-heran kenapa dr. Joserizal tidak mau membantu
ke sana, tetapi malah sibuk melakukan kegiatan di tempat lain. Maka jawabnya
tentu saja karena dr. Joserizal tidak mau mengikuti begitu saja skenario Zionis
yang mendesain huru-hara Ambon. Sehingga lebih suka melakukan kegiatan di
tempat lain yang merupakan program dan inisiatif yang dibuatnya sendiri.
Namun yang harus diingat, perjuangan umat ini skenarionya
memang bukan berasal dari diri kita sendiri, bahkan untuk menciptakan
kemanfaatan atau kemudharatan sebesar dzarrah pun kita tidak mampu. Tidak
selamanya perjuangan ini melalui fase kemenangan yang penuh gemilang,
adakalanya umat ini terpuruk ke titik nadhir dan menjadi bulan-bulanan tak
berdaya. Dalam keadaan demikian pun bukan berarti musuh-musuh Islam ini sedang
hebat, namun sepenuhnya hanyalah tipu daya Allah atas musuh-musuhnya.
Kemenangan dan kekalahan dipergilirkan Allah untuk menguji siapa yang terbaik
amalnya dari hamba-hambaNya. Tugas kita bukan menciptakan kemenangan atau
menabuh genderang kehidupan ini, namun beramal yang terbaik yang kita mampu.
Maka bagi dr. Joserizal hendaknya disadari agar amal-amal beliau yang
senantiasa dibangga-banggakan itu jangan sampai menjadi hijab antara dirinya
dan RabbNya.
Dan sayang sekali warga MTA belum sempat menghadirkan Imam
Asy Syahid Al Buthi untuk memberikan tausiyahnya. Sehingga yang hadir pada
Silatnas MTA kemarin adalah Al Imam Al Buthiyono (eh keliru, maksudnya Budiyono
Pak Wapres).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar