Jumat, 06 Juni 2014

Hilangnya Sebuah Peluang, Dunia yang Cair


Menghadapi dunia politik itu tak seperti menghadapi fenomena alam. Antisipasi yang diperlukan berbeda. Bukan menunggu tapi memulai. Bukan mengantisipasi tapi mendesain permainan. Ketepatan memprediksi sesuatu yang tak terbayangkan sebelumnya.

Pelajaran berharga itu didapat di tempat kami ketika kehilangan sebuah kursi. Pada Pemilu 2009, persaingan ketat terjadi pada tingkat DPRD Kabupaten, persaingan untuk mendapatkan kursi DPR RI agak longgar. Dalam lingkup wilayah yang sempit, politik uang yang terjadi luar biasa, hilanglah kursi DPRD Kabupaten yang dimiliki sebelumnya.

Mempersiapkan Pemilu 2014, belajar dari Pemilu sebelumnya, energi lebih difokuskan tingkat Kabupaten. Ternyata arah angin berubah. Persaingan untuk memperebutkan kursi DPR pusat tak kalah habis-habisan. Meski kursi DPRD II didapat, kursi DPR RI yang justru hilang. Resiko dari ketidaksiapan mengantisipasi.

Dari sinilah sehingga secara umum perolehan kursi PKS untuk DPRD II mengalami peningkatan, tetapi kursi DPR RI mengalami penurunan. Berbeda dengan era sebelumnya, keberadaan UU Pemerintahan Desa membuat nilai prestisius DPRD II bergeser ke DPR Pusat.

Menjadi pembelajaran menghadapi Pilpres. Pada pilpres 2009 lalu, politik uang tidak banyak bicara, pencitraan lebih dominan. Pola seperti apa yang akan terjadi pada Pilpres 2014? Yang pasti tidak ada yang mau kalah. Jika diperhitungkan merasa akan kalah secara fair, mungkin akan menggunakan cara-cara curang.

Jika pencitraan tak lagi cukup, mungkin akan berpikir tentang politik uang atau apalah. Apakah kita sudah siap mengantisipasinya? Mendokumentasikan dengan baik atau bersiaga pada saat-saat krusial. Yang pasti membutuhkan kewaspadaan ekstra.

Apa yang imposible, justru dipandang pihak lain sebagai peluang. Merasa berada pada aman atau memiliki peluang besar, seringkali menimbulkan kelengahan. (pksnongsa)

Tidak ada komentar: